#8 5 things I miss from living abroad
Walaupun saya cinta mati ama Indonesia, ada beberapa hal yang saya cintai ketika saya tinggal di negara lain dan saya impikan bisa terjadi di Indonesia. Bermimpi bahwa negara kita bisa berubah jadi sesuatu yg lebih baik kan ya gak papa to?
5 hal yang saya rindukan dari negara lain dan saya impikan ada di Indonesia:
- Budaya antri. Bukan rahasia lagi kalo orang Indonesia susaaaaaahh banget disuruh antri. Padahal kalo sungguh-sungguh patuh diatur seperti di bank dengan nomor urut, ya bisa. Tapi kalo antri sendiri kok ya mawut. Kadang takjub dengan kesadaran orang-orang di beberapa negara yang dengan otomatis antri dengan sabar dan tertib. Bahkan untuk makan di restoran favorit yang selalu penuh, orang rela antri segaris sampai ke jalan raya. Dan gak ada yang dengan muka inosen ndresel langsung ke depan.
- Patuh dengan rambu. Rambu yang saya maksud bukan hanya rambu lalu lintas, tapi juga rambu-rambu peringatan seperti dilarang merokok, dilarang buang sampah sembarangan, dll. Kadang saya kagum dengan kesadaran orang-orang di beberapa negara untuk tidak merokok di ruang publik dan rela berjalan jauuuh demi merokok di smoking zone. Ketika di sebuah kampus di Filipina, saya dan beberapa teman harus merokok jauh di taman di bawah guyuran air hujan berbekal payung, karena memang hanya itulah smoking zonenya. Dan karena memang hanya bisa merokok disana, ya harus rela hujan-hujanan. Padahal di kampus saya, mahasiswa masih bisa dengan santai merokok di bawah tulisan dilarang merokok dan hanya minggir ketika ditegur. Sama seperti di transportasi umum. Sudah dibilang gerbong khusus wanita, ya tetep ada pria yang nongkrong disana dengan ekspresi akuinosengaksalahdangaktauapaapa. Baru minggir kalo ada petugas atau diusir perempuan segerbong. Jadi adanya takut sama orang. Kesadarannya nol.
- Pusat Informasi. Saya sangat kagum dengan pusat informasi untuk wisatawan di Australia dan New Zealand, karena sangat informatif dan tersambung ke seluruh penjuru negara. Mau cari brosur apa aja ada, bisa booking hotel, beli tiket bis, beli tiket wahana wisata, rental mobil, hanya di satu tempat, untuk destinasi ke seluruh penjuru negara. Hemat waktu, hemat biaya. Sungguh merindukan Indonesia bisa seperti ini, sehingga aset pariwisata kita yang luar biasa cantiknya bisa diakses dengan mudah.
- Taman publik. Saya sungguh rindu Indonesia bisa punya taman yang hijau dan luas yang bisa diakses publik secara gratis, lengkap dengan taman bermain untuk anak-anak dan juga fasilitas olahraga atau barbeque untuk umum. Ketika di Australia, sangat menyenangkan untuk piknik bareng di taman sambil duduk-duduk di rumput, sementara anak-anak heboh lari kesana-kemari tanpa takut tergilas mobil. Di Vietnam, saya melihat para manula berolahraga menggunakan fasilitas olahraga seperti sepeda statis dan sebangsanya yang dipasang permanen di taman umum. Saya juga melihat fasilitas serupa di beberapa tempat umum di Indonesia, tapi jarang melihat yg memanfaatkannya secara maksimal. Yg ada malah dibiarkan karatan. Dan ruang publik juga penuh sampah. Sedih..
- Kebiasaan membaca. Di luar negeri, saya banyak melihat orang-orang menghabiskan waktu untuk membaca. Entah di kafe, transportasi umum, di pinggir jalan, di taman, di pantai, dimana aja. Selalu mudah untuk melihat orang duduk santai sambil membaca. Kalo di Indonesia, yg menjadi pandangan umum adalah orang pegang HP untuk browsing, chatting dan main game. Yang masih pegang buku atau e-book, entah berapa gelintir. Masih bingung kenapa banyak orang Indonesia gak banyak tahu soal buku? Go figure!
Walaupun saya sering gemes sama orang kita sendiri, saya percaya kebiasaan baik bisa dibangun. Ya gak usah muluk-muluk. Mari mulai menumbuhkan kesadaran dari diri sendiri. Gak usah studi banding sama orang lain. Kalo kita menumbuhkan kebiasaan baik, saya yakin paling tidak bisa menularkan kebiasaan baik itu ke orang-orang terdekat. Kalo bukan kita yang mulai, siapa lagi?
Tags:
#30harimenulis
My reflections
0 komentar